Jumat, 14 Oktober 2016

Hari Lima : Kapok beli Kopi :-(

0

venue Selpi di danau Rotorua

Masuk sudah hari kelima, udara pagi saat subuh di Rotorua ini benar-benar tidak terlihat cahaya, kamar yang sudah ada pengahangatpun tak terasa. Losmen Four Canoes yang terletak diujung desa (eh selevel kecamatan kali) dan sepi ternyata tadi malam makin banyak yang datang juga dari para backpacker negara-negara lain. Dan pagi yang sudah jam 7 tetap terasa sepi, coba deh kita putar-putar cek lokasi ada tidak tempat sarapan sekitar situ, tetapi ternyata kabut juga ikut menemani sepanjang jalan, jadi terpaksa agak clingak-clinguk deh.

Akhirnya terlihat deh sebuah supermarket yang sudah buka, wah tampaknya memang sepi dan sepertinya baru buka, terlihat pegawainya yang berparas india, bahkan mungkin pemiliknya karena cuman 2 orang saja disitu padahal cukp besar ukuran supermarketnya sekitar dua kali x-mart di indonesia lah. Lengkap isinya, mulai dari makanan kaleng, roti dari yang kecil sampai yang keras dan panjang itu, hingga sayur mayur plus buah-buahan. Yang jelas semua ukuran porsinya adalah king-size deh, mau cari selai yang botol kecil aja tidak ada, cari mie yang kecil juga tidak ada. Ya sudah kita pilih saja yang nanti bisa dibawa dan aman pastinya yaitu pisang dan telur ayam deh hehe, beli banyak sekalian biar full vitamin C dan full protein buat energi berikutnya :-).







Cari Makan malah dapet Souvenir

Sambil sarapan pisang, plus roti sisa kemaren yang masih enak langsung kita keliling kota Rotarua yang kecil itu, tujuan pertama kalau bingung ya mestinya adalah pusat turis biar tahu banyak informasi tentang kondisi disitu. Tapi sebelumnya kita coba deh cek tempat makan, apakah ada lokasi halal foodnya tidak ya?

Meluncur ke arah tengah kota sambil liat kanan kiri akhirnya menemui satu tempat yang jual kebab, senang sekali rasanya, perut siap2 deh terima asupan walo lagi-lagi kebab :-). Syukurlah karena parkiran yang 'gratis' kosong jadi bisa langsung berhenti didepannya. Dengan langkah pede langsung buka itu pintu masuk,
"Dugg" aduh..kepala terantuk pintu.
Lho, pintunya terkunci ? baru sadar ternyata dibalik pintu kaca ada tulisan "Open 12.00"
Waduhh, pantesan semua toko sekitarnya sepi, parkiran juga sepi, ternyata terlalu rajin kita ini jam sepuluh sudah dateng... maap ya perut :-(

kebab lagi - kebab lagi .. eh, malah belum buka .. laper lagi - laper lagi :-)

Dengan semangat perut yg kadang memberontak karena sarapan telor terasa kurang, tengok kiri kanan lagi seputar situ yang memang adalah area pertokoan. Terlihat dekat situ ada toko yang lain buka, tetapi ternyata toko souvenir (kok malah sudah buka ya?), kita masuk terlihat sepertinya adalah pengunjung perdana toko itu, lihat souvenir gantungan kunci, kaos, dan lain-lain yang label harganya relatif tidak beda jauh sebenarnya dengan yang di auckland tapi lebih mahal di rotarua ini padahal yang spesial khusus souvenir rotarua juga tidak kelihatan. Saat asyik lihat2, tiba-tiba ada yang menyapa.
" Hi, morning" oh, ternyata pemilik toko nya muncul dari balik pintu. Seorang bermata sipit dengan rambut hitam pendek, rasanya type-type orang jepang deh kalo tidak korea.
" Oh, hi, morning too" sok pede.
" Anda tamu pertama kami, selamat datang" di jawakan aja ya? susah nulis inggrisnya :-)
" Oh, iya kami juga pertama kali ke rotarua ini"

Mungkin karena merasa sama-sama asianya kami ngobrol agak panjang. Awalnya juga seperti biasa kami dianggap turis dari malaysia (lagi? aduh kasian amat sih orang indonesia ini kaya gak dikenal ajah ihik..). Dan betul juga ternyata Mr. Sam berasal dari korea (nama koreanya lupa) disini sudah jadi penduduk tetap dan membuka toko souvenir. Tadinya dengan kenal berharap bisa peroleh diskon lebih, duh ternyata enggak pengaruh eui :-), ya sudah deh beli 1 souvenir ajah, malah kita yang sungkan kalo gak beli :-(

btw, ternyata tidak jauh dari situ juga ada pusat kuliner yang cukup banyak pilihan mulai dari eskrim hingga kebab, sekali lagi sayang pas kesitu tidak ada yang buka ..ihiks ;-(

salah satu pusat kuliner, sayang jam 10 masih tutup (juga) :-(



Harusnya kesini dulu

Betul, harusnya kemanapun pergi dan mencapai kota baru memang seharusnya mampir sini dulu i-site, bisa tanya informasi lokasi lokasi menarik sekitar situ, tanya lokasi hotel-hotel yang paket ekonomi mana saja, tanya transportnya seperti apa, lokasi makan dimana saja, dan seterusnya. yang paling penting semua itu didapat gratis lho kita tinggal nanya saja petugas i-site akan beri info yang kita cari, bahkan brosur-brosur wisata, peta dan lain-lain juga gratis. So, di Rotorua pun kita juga kudu mampir digedungnya yang menarik ini. 

i-Site Rotorua


info turis lengkap banget


gedung kayak gini pernah liat, dimana ya?

bis city tournya gak tau nih arah mana saja, gak nanya



Danau Rotorua

Berjalan ke arah danau melalui lapangan dulu, dan disitu ternyata ada monumen menarik, monumen tumpukan sepeda-sepeda yang digantungkan pada sebuah tiang dan disusun membentuk seperti sebuah pohon, apa dibuat jadi pohon natal kali ya? entahlah..enggak sempet baca info sekitar situ (kalau ada).

pohon sepeda ato monumen sepeda?

Kalau pernah baca sejarah atau tulisan tentang danau ini sih katanya ada unsur belerang yang karena itu maka awan uap mengapung sekitar tepi dan airnya. Tapi terus terang saat melihat danau ini tidak berpikir sampai situ, melihat kesejukan dan ketenangan danau yang ditemani burung-burung nan cantik dan angsa yang kadang rada takut juga kalo deket nanti di sosor, sudah cukup puas rasanya.

nyebrang lapangan pinggir danau

pohon tinggal ranting2 saja

Kalau indonesia punya Danau Tiba yang terkenal dan juga punya dongeng yang mewarnai nya, ternyata danau ini juga mirip sekali, mulai dari adanya pulau ditengah danau kalau di Toba bernama Samosir kalau ditengah danau Rotorua ini bernama pulau Mokoia.

Dan dongeng Danau Toba yang terkenal adalah kisah Petani Toba dan anaknya Samosir, sedangkan kalau disini merupakan salah satu dongeng kisah cinta terbesar di Selandia Baru (dicuplik dari webnya newzealand) :

Dongeng Hinemoa dan Tutanekai.

Gadis cantik bernama Hinemoa adalah putri seorang pemimpin berpengaruh. Dia tinggal di sisi timur Lake Rotorua dan dianggap puhi (suci), yang berarti sukunya akan memilihkan suami untuknya. Banyak peminang yang melamarnya, tapi tak seorang pun disetujui oleh sukunya.

Di Mokoia Island hidup sebuah keluarga yang terdiri dari beberapa saudara laki-laki, termasuk Tutanekai yang termuda. Pada acara perkumpulan suku, saat para pejuang muda berlatih keterampilan bertarung, Tutanekai melihat Hinemoa dan jatuh cinta. Kemahiran bersenjata Tutanekai dan penampilannya yang menawan membuat Hinemoa tak dapat memalingkan wajah, dan jantungnya berdebar-debar. Akan tetapi, tak satu pun melihat adanya masa depan untuk mereka - Tutanekai dianggap terlalu rendah untuk menikahi Hinemoa.

Tutanekai yang malang dan sedih duduk di pantai pulau itu sambil memainkan musik sedih dengan serulingnya. Musik tersebut mengalun melintasi danau ke tempat Hinemoa menunggunya dengan murung. Menyadari apa yang sedang terjadi, orang-orang suku Hinemoa mengadakan acara menarik kano-kano suku mereka yang berat hingga ke pantai. Tapi mereka tidak memperhitungkan kecerdikan Hinemoa.

Suatu malam Hinemoa membuat sabuk keselamatan dari labu kosong dan berenang menuju suara seruling Tutanekai. Dia akhirnya tiba di Mokoia Island dan langsung menuju kolam panas di pulau tersebut, untuk memulihkan diri setelah berenang di air dingin.

Saat dia menghangatkan diri, budak Tutanekai turun ke kolam untuk mengambil air. Dengan suara serak, Hinemoa bertanya 'Mo wai te wai?' (Untuk siapa air itu?). Budak itu menjawab ‘Mo Tutanekai' (Untuk Tutanekai). Hinemoa merenggut labu air yang dibawa budak itu dan menghancurkannya di tepi kolam.

Ketika budak itu kembali ke Tutanekai dan mengatakan kepadanya apa yang telah terjadi, Tutanekai pergi menyelidiki. Dua kekasih tersebut pada akhirnya bersatu, dan suku Hinemoa menerima Tutanekai sebagai suaminya. Akhir yang sangat membahagiakan.


Sebuah dongeng happy ending, agak berbeda dengan yang dongeng danau toba sih berakhir dengan sad ending (yang Toba cari sendiri ya ceritanya hehe).

Air yang dingin dan adanya unggas-unggas disana jadi cocok buat foto-foto aja deh, sepuluh menit terus langsung cabut.



dimana ada pesawat nangkring di tepi danau di indo?.. poto ah #mumpungjarang


sepi ? iya soalnya dingin bangett and belon pada bangun :-)


black swan ditemani burung mengisi bingkai dipagi hari


sicantik black swan yang menemani


double black swan


aku cari makan dulu ya :-)


selpi bersama yuk :-)


Government Gardens dan Geotermal 

Infonya, Rotorua ini merupakan tempat kekuatan dahsyat yang membentuk Selandia Baru paling tampak nyata. Di kota yang terletak di atas Volcanic Plateau ini terdapat wilayah kegiatan geotermal paling aktif di dunia dan terletak tepat di Cincin Api Pasifik.

Saat meluncur keluar dari danau kami melewati tempat yang tadinya dikira kantor pemdanya sana tapi kok siapa saja boleh masuk dan luas sekali (maksudnya parkirannya gratis hehe), ternyata inilah Government Gardens. Sebuah lahan besar dengan gedung besar ditengah-tengah yang ternyata itu museumnya rotarua, halaman depan padang rumput luas dengan rumput hijau yang halus, kemudian di sisi kiri bangunan tengah itu ada lagi bangunan cokelat yang besar juga. Semua tampak indah, tapi..

Rotorua Moseum of Art & History

bunga indah mengelilingi lapangan



Tapi.. ternyata di sebelah kiri bangunan dan dibelakang bangunan itu banyak sekali asap tebal tak henti-henti. Asap mengepul-ngepul tiada berhenti, tadinya kirain hanya dari sisi kiri bangunan. Saat mencoba keliling mobil ke arah belakang museum barulah sadar kalau ini masih seputaran danau dan danau ini, tepatnya dibelakang museum ini ada geotermal yang mendidih terus, mengeluarkan asap yang berbau belerang.

salah satu Cottage


Makanya tidak heran disekitar museum itu ada lokasi polynesia spa, ada blue baths tempat berendam air panas, massage, cottage dan lain-lainnya. bahkan terakhir saat setelah mampir masuk museum (sekadar cari kehangatan badan, gak masuk museum biar hemat , toh gak ada yang perlu dilihat hehe),  keluar gedung ternyata lahan rumput luas tadi penuh dengan orangtua - orangtua yang sibuk dilapangan dengan memgang tongkat.

Asik sekali kakek-nenek itu bermain, semangat mereka memukulkan tongkatnya ke arah bola dengan menyasar sebuah gawang kecil, yang baru belakangan tahu namanya adalah croquet game. Salut deh sama semangat mereka, tetap semangat ya kakek ya nenek new zealand :-)

Mbah, boleh ikut main croquet dong..



Finally, Out from Rotorua

Akhirnya, perjalanan berikutnya dimulai dengan selesainya mengunjungi government gardens ini. Perjalanan menuju lokasi pegunungan salju mungkin akan memakan waktu lama, tetapi seperti biasa dinikmati saja yang dilalui dan kalau capek, tinggal berhenti di rest area yang hampir tiap lokasi ada. Pemerintah NZ betul-betul serius memang menyediakan fasum untuk pengguna transportasi darat ini, salut deh.


Polisi standby di titik-titik tertentu, siap ngejar..

baru setengah jam dah ngantuk,.. break dulu di rest area

sepanjang jalan lewati padang rumput teruss

Ada perbaikan dikasih traffic light temporer dan banyak traffic cone #bukan polisi cepek





Break Time : Sholat Panoramic

Ada break ada .. sholat, masak permen coklat :-), Alhamdulillah perjalanan yang cukup menguras tenaga fokus mata (mata kemana2 ngeliat pemandangan xixi), dan saat waktu juga sudah menunjukkan moment untuk mengingat Sang Pemberi Rezeki, maka akhirnya berhenti lagi deh di sebuah rest area 










Air Terjun Huka

Perjalanan memang lancar, ada rambu-rambu tulisan Hukafalls membuat mobil langsung dibelokkan ke kiri, lurus terus sekitar dua kilometer. akhirnya ternyata ada pertigaan yang tidak begitu jelas tulisannya apa, tetapi sepertinya ada gambar air dan kapal jet boat yang mengarah kekiri. Akhirnya lanjut deh ke kiri, lumayan sekitar satu kilometeran aja. Dan sampailah disana sebuah gerbang masuk yang menarik, banyak mobil-mobil parkir disitu, ada toko souvenir, ada baju pelampung, dan ada juga jet boat. Anehnya kok tenang gak ada kedengaran seperti air terjun atau suara air mengalir ya?

Dengan pede kita masuk deh kesana, ternyata ada sih sungainya dibelakang toko itu tapi tenang. Akhirnya tanya deh sama mbaknya, aduh.. ternyata betul kami salah tempat. Itu adalah sebuah dermaga dan tempat outbond naik jetboat, ya betul sih namanya Hukafalls tapi ada tambahannya Hukafalls Jet, aduhh.. lumayan deh kudu out lagi dari situ.

pengen naik? lumayan cuman NZ $125 doang :-))

Terpaksa deh, putar balik lagi cari jalan raya dan cepat-cepat keluar dari situ, sebelum jadi pengen ikut dan ngabisin duit $125 (x2), bisa gak jadi keliling tempat lain nih. Dan kalo dilihat dari penawarannya kelihatannya hanya naik boat sampai dengan huka falls dengan sedikit akrobat seperti banana boats hanya tidak samapi terbalik, abis itu balik lagi ke dermaga, sudah..abis $250 (2,5 Juta) wah ya sayang atuh, cuman seperti itu mending diving di karimun jawa dah plus nginep and lain-lain..hehe.

Anyway, setelah putar balik.. syukurlah ternyata ada lagi papan petunjuknya, tidak sampai lima kilometer dari lokasi tadi walau jalan berkelak kelok (tempatnya cocok untuk sepeda-an) dan tiap tikungan saat dekat dengan sungai ternyata ada venue untuk melihat sungai (hebat sampai detail disiapkan buat turis, no charge lho) akhirnya masuk juga ke pelataran parkir. sudah banyak teman2 yang pake camper van lagi pada nonton air terjunnya. Alhamdulillah, akhirnya bisa menikmati sambil brrr..dinginnnn.

seperti biasa, judul itu paling penting :-)

luar biasa derasnya, dan suara gemuruhnyapun membuat kita harus teriak2

ada fasilitas jembatan yang hanya untuk orang dan sepeda


ssttt.. yang bule kok gak keliatan ada yg bawa tongsis :-)


Deras dan besar gelombang sungai

inilah HukaFalls-nya, airnya luar biasa indah

yang HukaJet tadi seharusnya ketemu disini


Kapok beli kopi

Sampai Taupo, sudah lewat waktu makan siang, jadi kita mampir di McD yang ada dipojokan danau Taupo dengan pajangan pesawat tempur kuno-nya. Terasa sesuatu yang berbeda, mungkin ya karena dinegara lain, padahal kalau dinegara sendiri khan juga udah pada unik2 juga, ada yg pake gitar raksasa, dan lain-lain. mungkin juga karena milih menenya di McD sini ada pilihan pake touchscreen (di Indo sudah ada? maklum sudah meninggalkan dunia ayam 'palsu' McD-KFC sih hehe). Di NZ jadi pilihan terakhir dan terpaksa soalnya mungkin karena rada familiar aja.



McD di pinggir danau Taupo

Setelah pesen kentang dan tentunya minum air mineral yang dibawa, eh tiba-tiba kok pengen yang anget-anget, karena di MDCaffee-nya menyajikan menu kopi.

" Silakan, pilih kopi apa" dengan ramah mas NZnya menawarkan,

Sambil seraya melihat ke papan gambar kopi yang terlihat seger panas diatas cangkir plus ada bubuk coklatnya, kok sepertinya menarik sekali. Pilihannya cukup banyak, mulai dari Hot Choccolate, Chai latte, Flat White, Capuccino, hingga latte, long black, espresso, dan macchiato.
Tanpa pikir panjang,..maklum sok pede

"Oke, pesan itu ya " sambil menunjuk sebuah tulisan yang cukup kecil.
Harga jangan ditanya.. empat dolar euii. Dan dengan berat hati menyerahkan 4 dolar (anggap aja 40 rebu) :-(.

"Silahkan", ujar petugasnya seraya memberikan 
kopi dalam tempat cup kecilnya. eh, lhoo kok kecil ya ? 

Karena udah kadung dibeli, ya sudah dibawa deh ke meja. Sambil makan kentang sudah pengen banget rasanya nyicipin itu kopi. Dibuka deh, dan ..WHATT ???

Aduh,.. ternyata sudah cangkirnya kecil, isinya pun cuma sepertiga cangkir, waaahh.. paling juga cuman dua-tiga sendok kali ya itu. Ah sudah deh, langsung aja diminum. Waawww.. puaaaiiitttt polll... aduhhh ini mah biji kopi digiling tanpa apa-apa nih, duh kayaknya ini yang espresso deh tadi trus tanpa gula lagi.. :-( . Kayaknya salah pilih dan salah tunjuk nih, nunjuk macchiato tapi dibuatin espresso yang otomatis rasanya kuat banget pait kopinya, .. :-(

Hahaha, udah deh.. kapok beli kopi di McD Caffee, cukup ini saja yang pertama dan terakhir, nanti beli kopi black coffee di warkop ajah yang bisa dapet sepuluh cangkir dengan empat dolar :-) dan aseli java coffee lagi :-))




hayuk jualan kopi di NZ, bakal kaya deh, tiga sendok aja NZ$ 4 :-)

Rasa paitnya kopi langsung membuat tidak betah berlama-lama di McD, begitu abis itu kentang dan setelah minum sebanyak-banyaknya air mineral, langsung keluar dari McD jalan menuju lapangan dekat danau Taupo yang biasa-biasa saja, kudu penyegaran deh pokoknya.. :-)


Mencari Salju

Dari danau Taupo sepuluh menit saja, langsung cabut biar tujuan ke lokasi gunung salju tidak kemaleman dijalan (masak mau tidur di mobil sedan dengan suhu 4 derajat? Brrrr..). 

ini dilihat dari McD, langsung ke danau Taupo

Duduk2 disini sepi, lha wong kademen dan kanginan :-)

bunga2 ditaman pinggir danau yang menyejukkan

itu dia lokasi gunung salju yang dituju

Akhirnya setelah tersesat ke village dan puter masuk hotel pun tak dapat, keluar lagi deh dari desa itu, lumayan keluar hingga ke arah national park mungkin sekitar dua puluhan kilo. Nginepnya di Howard Mountain Lodge, sebuah motel yang ternyata merupakan tumpukan petikemas yang sudah direnov menjadi tempat penginapan. kereatip..














Kamis, 22 September 2016

Hari Empat : Sholat di Toilet ?? :-(

0

Hari ini harus sudah siap mental untuk setir menyetir, karena jam terbang sudah setengah hari kemaren sangat cukup mempelajari karakter lalulintas di NZ ini. Dan pagi yang semakin dingin di Hamilton ini sepertinya kondisi lebih aman dan nyaman untuk lalu lintas sepanjang jalan karena jauh dari kota, mudah-mudahan ;-).


Langkah awal pagi-pagi bakda sholat subuh adalah prosesi ritual backpacker yang sebenarnya sudah dimulai sejak sebelum tidur malam tadi yaitu pengecekan seluruh perangkat yang dibawa ; bagai mana battery kamera DSLR, SJCam, dua HP plus dua Powerbank, juga sarung tangan, kaos kaki, jaket, tutup kepala, dan botol full air mineral maupun botol kosong (yang ini untuk toilet kering dinegri ini). Kalau semua masih ada yang belum lengkap maka mumpung masih ada waktu subuh hingga jam delapan bisa dipersiapkan lagi sembari tentunya ke dapur umum untuk masak menu andalan kami, telur rebus plus mie instan cup andalan untuk sarapan untuk ganjel perut yang ditutup dengan segelas kopi atau coklat panas.


Cari Parkiran 

Ada banyak sih katanya titik-titik lokasi yang bisa dihampiri di kota kecil Hamilton ini, seperti lihat pemandangan dari atas balon udara, kebun binatang Hamilton Zoo sebuah taman pelestarian satwa liar dengan kandang burung raksasa yang dipenuhi berbagai burung asli, harimau, badak, lemur  dan lainnya. Selain Waikato Museum dan Hamilton Gardens yang gratisan (hehe), sebenarnya masih ada tempat kehidupan malam Hamilton yang semarak, Southern CBD hiruk pikuk dengan restoran, kafe, dan bar. Serta ada juga tempat kasino skycity namanya, Alhamdulillah enggak usah ah kedua tempat itu. Yang tidak terpikirkan adalah di Hamilton ada pusat perbelanjaan utama bernama Downtown Plaza dan Centreplace atau Westfield Chartwel, belum tahu isinya seperti apa saja, yang jelas tidak ada chinatown disini (kalau ada baru bisa mengira ada souvenir yang murah).

Dan lokasi paling dekat dengan tempat nginap adalah museum waikato, maka setelah mandi dan makan (menu andalan masih sama kayak kemarin, xixi) plus juga ternyata sudah lebih dari jam delapan pagi sehingga isi "umplung" parkir dulu deh, baru langsung tancap gas cari lokasi dimana sih museumnya itu. Nyetir juga masih ndredeg ternyata, karena arahnya berlawanan dengan posisi parkir dan enggak berani langsung putar balik kanan, ya usah akhirnya kita jalan-jalan dulu lurus mengikuti jalan itu kemudian cari belokan ke kanan dan cari tempat buat memutar yang relatif 'aman', yang mau tidak mau lumayan makan waktu tuh. Padahal kalau dari motel tadi tidak sampai lima menit ternyata, sudah keliatan tuh museumnya. 

Masalah berikutnya muncul begitu si museum kelihatan dari jalan, gimana ya masuknya? parkir dimana? Akhirnya pelan-pelan jalan terus deh tengok kiri kanan jalan. Jalanan menurun samping museum itu sepi tapi wow kok sudah full ya dengan mobil parkir? kiri dan kanan jalan yang cuma cukup dua lajur itu penuh mobil padahal tidak ketemu orang hilir mudik lho disitu, masih dingin. Dua ratus - lima ratus meter akhirnya melihat ada celah parkir walaupun agak mepet dan diujung..wah ternyata ada dermaga eui. 

Sebuah pemandangan indah, ada menthok sedang berenang di tepi sungai yang bening tetapi dingin, mulai tampak terlihat satu dua orang sedang olahraga jogging di jogging track yang tampak bersih, dan sebuah jembatan dekat arah museum yang terlihat dari bawah ke kokohannya, cantik nih kalau dilukis (sambil bawa kemul tapi haha). Kurang lebih terlihat tidak sampai lima orang termasuk kami disitu, masih menyisakan pertanyaan, lha yang parkir-parkir tadi itu orangnya dimana ya?

Pertanyaan mulai sedikit terkuak begitu kami berjalan menuju museum, perjalanan menanjak dijalan tidak besar tetapi mobil parkir dikiri dan kanan jalan itu tidak menemukan kotak 'pandora' mesin parkir. Iya, sepanjang jalan kecil one way itu boleh parkir dan free tanpa batas waktu. Jadi inilah penyebab kenapa ramai, penduduk NZ yang katanya makmur aja tetep butuh 'ngirit' cari yang gratisan apalagi kita? xixi.
















Waikato Museum

Museum kecil di Hamilton ini gratis lho, jadi daripada kedinginan diluar ya mending masuk aja deh, lumayan khan buat ngangetin badan. Mbak yang nerima tamu langsung menyapa selamat pagi dan bertanya dari mana serta darimana kami tahu tentang museum ini, mungkin kaget kali ya ini kok pagi-pagi pas pintu baru dibuka udah ada pengunjung pertama, rajin banget padahal bukan apple store pas lauching produk baru yang antrian bejibun sampe pada nginep.  Sebagai orang asia, jawaban yang diberikan ya pasti sing rada layak lah, kami bilang dari Indonesia tulen dan tahunya tentang museum ini dari internet, tetapi untungnya enggak lanjut dengan pertanyaan kenapa masuk ke museum ini, masak mau dijawab dengan nyari tempat anget? xixi.


Museum yang cukup lengkap juga sebenarnya karena memiliki ragam koleksi taonga (harta) Maori yang luar biasa, termasuk bagian yang dipersembahkan bagi budaya Tainui dan Raja Maori. Plus juga ada galeri seni mungkin dari seniman lokal kawasan Hamilton ini. Pertanyaan sebenarnya muncul dihati, apakah ini menarik? enggak mau jawab ah kasian nanti kalo dijawab, pokoknya kami sudah mengambil beberapa poto sebagai evident kalau sudah sampai kesini, iya tho? hehe. 





Selesai dalam waktu tidak sampai satu jam, sudah termasuk dua kali ketoilet karena kedinginan, maka perjalanan kita lanjutkan deh dan sekarang pokoknya selalu pakai GPS biar enggak terlalu melenceng dari rute :-). 


Kebonnya hamilton



Hamilton Gardens adalah tujuan berikutnya, perjalanan dari mueum tadi tidak terlalu jauh tidak sampai dua puluh menit sudah masuk ke area gerbang utamanya. Sebenarnya gardens ini merupakan rumah bagi Te Parapara - taman Maori tradisional pertama Selandia Baru. Di tempat ini juga ditampilkan kebiasaan, bahan dan upacara tradisional yang berkaitan dengan produksi pangan dan penyimpanan, ditarik dari pengetahuan lokal Maori yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Di Garden Collection ternyata memiliki taman-taman yang mewakili tanaman dari Cina, Inggris, Jepang, Amerika, Italia, dan India, tapi maaf jangan tanyakan apa saja tanamannya ya :-)










Infonya sih yang paling mengesankan dari semuanya itu adalah Fantasy Garden. Di situ imajinasi berpadu, dengan fokus utama pada tema 'parfum' dan 'waktu', benarkah? sayang kami tidak sempat melihatnya. Yang jelas, acara Hamilton Gardens Arts Festival yang berlangsung pada musim panas (februari) juga tidak bisa kami nikmati saat musim dingin seperti ini. Jadi ya tinggal cerita saja hehe.

Secara totalitas buat yang suka foto-foto memang cukup bagus (karena gratis juga sih hehe), dan juga sangat rapi tertata tamannya. Tapi kalau bicara jenis-jenis tanaman dan keindahan emang engak ada yang bisa ngalahin indonesia :-) 



Keluar Hamilton 

Keluar dari Hamilton garden sebenarnya mau langsung ke kota berikutnya Rotarua, tapi karena kondisi masih siang, nanti mampir dulu ke matamata. So, perjalanan pada hari ini keluar kota yang kondisi terang membuat jadi berbeda dengan yang kemarin-kemarin yang kondisi jalan luar kota dilalui saat banyak yang gelap, sekarang pemandangan pasti terlihat jelas. 


Perjalanan siang keluar garden diawali oleh traffic jam, ternyata ada macet juga ya disini kirain cuman di surabaya aja yang macet. Sudah lebih dari lima belas menit mobil jalan dan berhenti dengan jarak sepuluh meter. Tampak mobil double cab didepanku mulai tidak sabar, sopirnya melihat sebelah kanan menengok kebelakang dan lajur sebelah, terus tiba-tiba mobilnya langsung putar haluan tanpa kasih tanda, hampir saja mengenai pejalan kaki ibu2 yang sedang didekatnya. syukurlah tidak ada kejadian apa-apa, hmm.. ternyata budaya preman emang ada dimana-mana ya ;-)


Lepas kemacetan ternyata langsung jalur highway dan langsung menuju pinggiran kota, pokoknya kalo jalan itu sepi atau ramai sebenarnya bisa langsung dilihat dari rambu-rambu angka 80 dilingkari atau 100 dilingkari, wah kalo sudah ada angka itu jalannya pasti wuss wuss deh. Cuma karena kita sopir baru disini maka kaga berani tuh mau kasih bonus kecepatan jadi ya bolak balik manut ama angka dijalan deh. Satu hal lagi, kalau kita biasanya dijalan toll itu akan terbayang jalannya luas ada banyak lajur untuk arah yang sama bisa tiga bahkan enam, tetapi highway dengan banyak lajur disini kemaren hanya ketemu saat berada di kota, toll dalam kota. Begitu sudah diluar kota kebanyakan jalan yang antar kota ini hanya satu lajur, iya hanya satu lajur. Tapi jangan bayangkan bahu jalannya sama seperti di kita yang bahu jalan aja sering cuma muat satu motor, disini bahu jalannya kayaknya bisa muat dua mobil deh.



Sepanjang jalan nyaris waktunya habis dimakan buat foto-foto. Pohon pohon tinggi tepat dipinggir jalan (pohon tanpa cabang seperti cemara) yang mungkin sengaja diletakkan sepanjang jalan untuk menutupi yang ada dibalik pohon atau memang hanya menutupi sinar matahari agar tidak terkena sinar langsung, berhenti untuk foto dulu.  Lihat sapi-sapi di hamparan lapangan dan bukit rerumputan, mampir foto. Ada domba-domba di bukit rumput hijau, parkir untuk foto lagi. Melalui lokasi ranch kuda yang tidak kelihatan kudanya ada dimana, stop lagi. Bahasa jawanya 'nyucuk' kalo cari object foto disini, walaupun kadang ya kepikir, lha di kampung hampir tiap hari ada kambing, sapi bahkan kuda dialun-alun kok gak kerasa menarik untuk difoto sih ? yah begitulah manusia.. hehe.

 












Matamata


Buat yang seneng banget sama film-film hollywood mesti kenal lokasi shooting Lord of the Rings & The Hobbit di NZ yaitu di Matamata. Buat 
penggemar Hobbit tentu senang dapat mengunjungi Hobbiton Movie Set. Sebuah lokasi taman ditengah-tengah lembah diantara bukit bukit yang sudah digunduli menjadi bukit rumput kemudian dibolong-bolongin pake traktor untuk project shooting film dan akhirnya muncullah beberapa liang liang kelinci eh rumah hobbit.


Untuk menuju lokasi yang dari jalur highway cukup jauh ini ternyata tidak langsung bisa kami manut begitu saja dengan mbah Gugel map. Beberapa lokasi sinyal sempat hilang, entah dimana itu untungnya beberapa meter didepan dilokasi yang banyak rumput dengan kandang-kandang sapi itu tampak sebuah rumah dan ada seorang tua yang tengah sibuk dengan membersihkan jalan masuk kerumahnya yang masih seratus meter dari jalan.

Syukurlah setelah dengan ramahnya beliau pak tua menunjukkan jalan, ternyata tinggal sekitar dua kilometer lagi didepan kami bakal menemui papan petunjuk masuk ke lokasi hobbiton. Bertemu lagi dengan penduduk NZ yang baik dan sangat welcome dengan pendatang katrok seperti kami :-)


Berkelak kelok seperti kalau kita di area pegunungan teh, hanya saat ini di pegunungan rumput hijau, akhirnya tibalah di tempat yang dituju itu. Persepsi awal ternyata salah, walau hari itu bukan hari libur ternyata turis-turis macam kami ini lumayan banyak juga yang datang, terlihat diparkiran rental car mulai dari sedan biasa hingga beberapa camper van, bahkan banyak juga ternyata yang satu rental, sama-sama pake juice hehe.





Parkir di bangunan yang katanya berjudul Shire's Rest Cafe ini memang tampak ada cafe-nya dengan halaman yang sangat luas sekitar emapat kali lipat lapangan bola, sudah sangat lengkap pemandangan di tengah-tengah lingkungan bukit-bukit rumput hijau dimana-mana. Nuansa Hobbiton langsung terasa dengan tulisan khas font hobbit di papan nama, lokasi parkir, bis-bis tur dan tentunya loket tiket masuk yang berada didalam cafe ini. Bahkan tampak pula beberapa pekerja proyek berusaha menyelesaikan nempel-nempelkan rumput hijau segar ke tanah yang kosong belum ada rumputnya. Iya, ini merupakan jawaban bahwa rerumputan dimana-mana di NZ memang ditanam sedemikian rupa menggantikan hutan-hutan indah dan lebat yang menjaga bumi dari efek pemanasan global demi mengindustrikan peternakan-peternakan mereka sapi, domba, kuda dan lainnya.


Taman Termahal

Kok bisa?, iya masuk buat nonton taman yang ternyata masih cukup jauh jaraknya dari cafe ini per orang dewasa perlu membayar NZ$79 !.. betul sekitar Rp.800.000,- itu per orang lho. Jadi uang saku lebih dari satu setengah juta keluar dari kantong begitu saja demi hasrat keingintahuan tentang hobbiton ini deh, pengen tahu banget kayak apa sih isinya?

Paket tour 1,5 Juta diawali dengan bersama 18 turis lainnya menunggu antrian bis, satu bis ini ada pemandu, mas Tim namanya. Ternyata begitu masuk mini bus sudah ada sopir wanita (ibu2 setengah baya) menyambut kami dengan ramahnya (lha wong dibayar akeh sih). Langsung setelah seluruh peserta tour masuk, dongeng pun dimulai oleh ibu sopir dengan cerianya seperti isi dalam film (jelas-jelas dongeng lah, khan taman ini gak bakal ada kalo film dongeng hobbit gak ada). Dongen ini berjalan terus selama perjalanan mulai dari berangkat plus kadang berhenti diantara bukit-bukit rumput yang tampak beberapa domba sedang mendaki bukit.

Sepuluh menit kemudian tibalah di lokasi taman ini, dan otomatis satu setengah jam berikutnya ini kami berdua puluh orang ini kudu manut sama mas Jim sang gaet yang setia mengalungi "ring". Dongeng tahap dua ini berjalan terus mulai dari liang pertama hingga tiba diliang ke-44 hobbit yang unik, termasuk Bag End (rumah Bilbo). Bahkan saat berjalan-jalan di jantung The Shire, mas Tim menceritakan kisah memikat tentang pembuatannya. Di sepanjang perjalanan berjalan mengelilingi bukit kecil buatan itu akan melihat Green Dragon Pub, penggilingan, jembatan lengkung ganda dan Party Tree yang terkenal. Sebuah taman buatan dengan dongeng buatan yang belum berusia sepuluh tahun ternyata bisa menyulap orang mau merogoh koceknya sampai berjuta-juta, hebat banget ya NZ ini. Bayangin Indonesia lebih dari 200 suku lebih dari 1000 dongeng yang sudah melegenda hingga ratusan tahun, tidak ada satupun yang menghasilkan Milyaran rupiah seperti The Hobbiton Movie Set ini. Salut..tapi gelo :-)




 























































Sholat di Toilet ?


Sebuah pengalaman tidak terlupakan terjadi juga disini. Saat itu waktu sudah menunjukkan waktu menjelang ashar, ternyata perjalanan naik bis tadi akhirnya tidak terasa bahwa sudah jelang ashar. Memang sejak awal masuk sebenarnya sudah berusaha mencari lokasi sholat yang representatif tapi tampaknya sampai kembali dari tour masih belum menemukannya. Hingga akhirnya terpaksalah coba cari info, dan yang disasar yang sudah kenal tadi, yaitu mas Tim.

Setelah turun dari bis, langsung deh tanya ke dia.
" Tim, ada tempat sholat disini?", mlongo adalah tanggapan pertama ..seperti biasa.
" Apa itu? " sebuah pertanyaan yang standar, namanya juga di negri orang.
ya sudah terpaksa kubilangin untuk muslim buat tempat berdoa.. bla-bla-bla tak bilang cuma butuh tempat kecil aja paling 1 meteran.
" Oh, begitu. Sebentar ya" syukurlah akhirnya mengerti juga, dia meninggalkan ku masuk ke bangunan "only employee" menuju arah belakang. Bayanganku , wah dicarikan tempat sejuk dan hangat nih.. maklum masih kedinginan terus kalo diluar.
" hai, sini" seraya melambai mengajak untuk mengikutinya
Tanpa ba-bi-bu langsung saja kuikuti dia masuk ke pintu pekarangan belakang bangunan, melalui jalan setapak, masuk lorong dapur umum, dan stop.
Kutengok kekiri-kekanan , dimana ya dia nyarikan aku tempat?
"sini, ini tempatnya cutup bersih" dibukakan sebuah pintu kecil dan dimintanya aku masuk...dan..

What???..ya ampunn ternyata dia menyuruh aku makai Toilet untuk sholat? waduhhh...
aku diam saja, mungkin karena masih melekat budaya jawa sehingga mau langsung nolak kerasa sungkan.
"Ok, terimakasih" aku kembali diam sambil clingak-clinguk kondisi sekitar.

Ya, sudah ku terima saja, tetapi sudah pasti gak mungkin aku sholat disitu (ingat kata pak Ustadz salah satu tempat yg dilarang untuk dipakai sholat itu khan di toilet).
Pintu toilet ku tutup, lantas  keluar deh dari toilet dan ku cari arah kiblat, ternyata satu arah dengan gang kecil saat masuk ke arah toilet. Akhirnya langsung kubentangkan sajadah di gang kecil itu, walau ada yang clingak-clinguk dari dapur sebelahnya, cuek beibeh..

Bismillah semoga Ibadahku diterima, Aamiinn.


Petang jelang malam


Tidak terasa setelah sholat ashar waktu jadi sangat cepat rasanya. Dari pelataran parkir yang tampaknya semakin dingin, kami langsung meluncur dengan FIAT mini ini kearah selatan menuju kota sasaran berikutnya, yaitu Rotorua salah satu kota geotermal terbaik didunia. perjalanan dari hobitton menuju kesana ternyata juga masih jauh memakan waktu sekitar dua hingga tijam perjalanan. Tiba dilokasi sudah cenderung gelap, walau sambil mencari via online kami juga mencoba langsung mendatangi hotel tepat ditengah kota. 

Sebuah hotel yang kelihatannya cukup menarik coba ditanya, sekalian cari ruangan hangat deh. Dan ternyata penuh, plus harganya lumayan melebihi target juga hehe. Ya sudah, sambil memanfaatkan kehangatan ruangan, kita browsing saja di hotel itu untuk mencari hotel lain. Dan akhirnya tidak jauh dari situ (memang kotanya juga tidak terlalu luas sih) dari sisi harga lumayan dari sisi dingin juga udah kudu cepet cepet dapet , akhirnya langsung saja meluncur ke Four Canoes Hotel. Sebuah hotel sederhana, hostel sebenarnya tetapi ternyata fasilitas cukup lumayan dan tentunya harga masih relatif sama dengan yang kemaren, langsung kami mencoba menikmati dengan ngorok kelelahan :-) dan siap menyambut petualangan besok hari.



Home --> Daftar Isi



Back --> Hari ketiga

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut