venue Selpi di danau Rotorua
Masuk sudah hari kelima, udara pagi saat subuh di Rotorua ini benar-benar tidak terlihat cahaya, kamar yang sudah ada pengahangatpun tak terasa. Losmen Four Canoes yang terletak diujung desa (eh selevel kecamatan kali) dan sepi ternyata tadi malam makin banyak yang datang juga dari para backpacker negara-negara lain. Dan pagi yang sudah jam 7 tetap terasa sepi, coba deh kita putar-putar cek lokasi ada tidak tempat sarapan sekitar situ, tetapi ternyata kabut juga ikut menemani sepanjang jalan, jadi terpaksa agak clingak-clinguk deh.
Akhirnya terlihat deh sebuah supermarket yang sudah buka, wah tampaknya memang sepi dan sepertinya baru buka, terlihat pegawainya yang berparas india, bahkan mungkin pemiliknya karena cuman 2 orang saja disitu padahal cukp besar ukuran supermarketnya sekitar dua kali x-mart di indonesia lah. Lengkap isinya, mulai dari makanan kaleng, roti dari yang kecil sampai yang keras dan panjang itu, hingga sayur mayur plus buah-buahan. Yang jelas semua ukuran porsinya adalah king-size deh, mau cari selai yang botol kecil aja tidak ada, cari mie yang kecil juga tidak ada. Ya sudah kita pilih saja yang nanti bisa dibawa dan aman pastinya yaitu pisang dan telur ayam deh hehe, beli banyak sekalian biar full vitamin C dan full protein buat energi berikutnya :-).
Cari Makan malah dapet Souvenir
Sambil sarapan pisang, plus roti sisa kemaren yang masih enak langsung kita keliling kota Rotarua yang kecil itu, tujuan pertama kalau bingung ya mestinya adalah pusat turis biar tahu banyak informasi tentang kondisi disitu. Tapi sebelumnya kita coba deh cek tempat makan, apakah ada lokasi halal foodnya tidak ya?
Meluncur ke arah tengah kota sambil liat kanan kiri akhirnya menemui satu tempat yang jual kebab, senang sekali rasanya, perut siap2 deh terima asupan walo lagi-lagi kebab :-). Syukurlah karena parkiran yang 'gratis' kosong jadi bisa langsung berhenti didepannya. Dengan langkah pede langsung buka itu pintu masuk,
"Dugg" aduh..kepala terantuk pintu.
Lho, pintunya terkunci ? baru sadar ternyata dibalik pintu kaca ada tulisan "Open 12.00"
Waduhh, pantesan semua toko sekitarnya sepi, parkiran juga sepi, ternyata terlalu rajin kita ini jam sepuluh sudah dateng... maap ya perut :-(
kebab lagi - kebab lagi .. eh, malah belum buka .. laper lagi - laper lagi :-)
Dengan semangat perut yg kadang memberontak karena sarapan telor terasa kurang, tengok kiri kanan lagi seputar situ yang memang adalah area pertokoan. Terlihat dekat situ ada toko yang lain buka, tetapi ternyata toko souvenir (kok malah sudah buka ya?), kita masuk terlihat sepertinya adalah pengunjung perdana toko itu, lihat souvenir gantungan kunci, kaos, dan lain-lain yang label harganya relatif tidak beda jauh sebenarnya dengan yang di auckland tapi lebih mahal di rotarua ini padahal yang spesial khusus souvenir rotarua juga tidak kelihatan. Saat asyik lihat2, tiba-tiba ada yang menyapa.
" Hi, morning" oh, ternyata pemilik toko nya muncul dari balik pintu. Seorang bermata sipit dengan rambut hitam pendek, rasanya type-type orang jepang deh kalo tidak korea.
" Oh, hi, morning too" sok pede.
" Anda tamu pertama kami, selamat datang" di jawakan aja ya? susah nulis inggrisnya :-)
" Oh, iya kami juga pertama kali ke rotarua ini"
Mungkin karena merasa sama-sama asianya kami ngobrol agak panjang. Awalnya juga seperti biasa kami dianggap turis dari malaysia (lagi? aduh kasian amat sih orang indonesia ini kaya gak dikenal ajah ihik..). Dan betul juga ternyata Mr. Sam berasal dari korea (nama koreanya lupa) disini sudah jadi penduduk tetap dan membuka toko souvenir. Tadinya dengan kenal berharap bisa peroleh diskon lebih, duh ternyata enggak pengaruh eui :-), ya sudah deh beli 1 souvenir ajah, malah kita yang sungkan kalo gak beli :-(
" Hi, morning" oh, ternyata pemilik toko nya muncul dari balik pintu. Seorang bermata sipit dengan rambut hitam pendek, rasanya type-type orang jepang deh kalo tidak korea.
" Oh, hi, morning too" sok pede.
" Anda tamu pertama kami, selamat datang" di jawakan aja ya? susah nulis inggrisnya :-)
" Oh, iya kami juga pertama kali ke rotarua ini"
Mungkin karena merasa sama-sama asianya kami ngobrol agak panjang. Awalnya juga seperti biasa kami dianggap turis dari malaysia (lagi? aduh kasian amat sih orang indonesia ini kaya gak dikenal ajah ihik..). Dan betul juga ternyata Mr. Sam berasal dari korea (nama koreanya lupa) disini sudah jadi penduduk tetap dan membuka toko souvenir. Tadinya dengan kenal berharap bisa peroleh diskon lebih, duh ternyata enggak pengaruh eui :-), ya sudah deh beli 1 souvenir ajah, malah kita yang sungkan kalo gak beli :-(
btw, ternyata tidak jauh dari situ juga ada pusat kuliner yang cukup banyak pilihan mulai dari eskrim hingga kebab, sekali lagi sayang pas kesitu tidak ada yang buka ..ihiks ;-(
salah satu pusat kuliner, sayang jam 10 masih tutup (juga) :-(
Harusnya kesini dulu
Betul, harusnya kemanapun pergi dan mencapai kota baru memang seharusnya mampir sini dulu i-site, bisa tanya informasi lokasi lokasi menarik sekitar situ, tanya lokasi hotel-hotel yang paket ekonomi mana saja, tanya transportnya seperti apa, lokasi makan dimana saja, dan seterusnya. yang paling penting semua itu didapat gratis lho kita tinggal nanya saja petugas i-site akan beri info yang kita cari, bahkan brosur-brosur wisata, peta dan lain-lain juga gratis. So, di Rotorua pun kita juga kudu mampir digedungnya yang menarik ini.
bis city tournya gak tau nih arah mana saja, gak nanya
Danau Rotorua
Berjalan ke arah danau melalui lapangan dulu, dan disitu ternyata ada monumen menarik, monumen tumpukan sepeda-sepeda yang digantungkan pada sebuah tiang dan disusun membentuk seperti sebuah pohon, apa dibuat jadi pohon natal kali ya? entahlah..enggak sempet baca info sekitar situ (kalau ada).
pohon sepeda ato monumen sepeda?
Kalau pernah baca sejarah atau tulisan tentang danau ini sih katanya ada unsur belerang yang karena itu maka awan uap mengapung sekitar tepi dan airnya. Tapi terus terang saat melihat danau ini tidak berpikir sampai situ, melihat kesejukan dan ketenangan danau yang ditemani burung-burung nan cantik dan angsa yang kadang rada takut juga kalo deket nanti di sosor, sudah cukup puas rasanya.
nyebrang lapangan pinggir danau
Kalau indonesia punya Danau Tiba yang terkenal dan juga punya dongeng yang mewarnai nya, ternyata danau ini juga mirip sekali, mulai dari adanya pulau ditengah danau kalau di Toba bernama Samosir kalau ditengah danau Rotorua ini bernama pulau Mokoia.
Dan dongeng Danau Toba yang terkenal adalah kisah Petani Toba dan anaknya Samosir, sedangkan kalau disini merupakan salah satu dongeng kisah cinta terbesar di Selandia Baru (dicuplik dari webnya newzealand) :
Dongeng Hinemoa dan Tutanekai.
Gadis cantik bernama Hinemoa adalah putri seorang pemimpin berpengaruh. Dia tinggal di sisi timur Lake Rotorua dan dianggap puhi (suci), yang berarti sukunya akan memilihkan suami untuknya. Banyak peminang yang melamarnya, tapi tak seorang pun disetujui oleh sukunya.
Di Mokoia Island hidup sebuah keluarga yang terdiri dari beberapa saudara laki-laki, termasuk Tutanekai yang termuda. Pada acara perkumpulan suku, saat para pejuang muda berlatih keterampilan bertarung, Tutanekai melihat Hinemoa dan jatuh cinta. Kemahiran bersenjata Tutanekai dan penampilannya yang menawan membuat Hinemoa tak dapat memalingkan wajah, dan jantungnya berdebar-debar. Akan tetapi, tak satu pun melihat adanya masa depan untuk mereka - Tutanekai dianggap terlalu rendah untuk menikahi Hinemoa.
Tutanekai yang malang dan sedih duduk di pantai pulau itu sambil memainkan musik sedih dengan serulingnya. Musik tersebut mengalun melintasi danau ke tempat Hinemoa menunggunya dengan murung. Menyadari apa yang sedang terjadi, orang-orang suku Hinemoa mengadakan acara menarik kano-kano suku mereka yang berat hingga ke pantai. Tapi mereka tidak memperhitungkan kecerdikan Hinemoa.
Suatu malam Hinemoa membuat sabuk keselamatan dari labu kosong dan berenang menuju suara seruling Tutanekai. Dia akhirnya tiba di Mokoia Island dan langsung menuju kolam panas di pulau tersebut, untuk memulihkan diri setelah berenang di air dingin.
Saat dia menghangatkan diri, budak Tutanekai turun ke kolam untuk mengambil air. Dengan suara serak, Hinemoa bertanya 'Mo wai te wai?' (Untuk siapa air itu?). Budak itu menjawab ‘Mo Tutanekai' (Untuk Tutanekai). Hinemoa merenggut labu air yang dibawa budak itu dan menghancurkannya di tepi kolam.
Ketika budak itu kembali ke Tutanekai dan mengatakan kepadanya apa yang telah terjadi, Tutanekai pergi menyelidiki. Dua kekasih tersebut pada akhirnya bersatu, dan suku Hinemoa menerima Tutanekai sebagai suaminya. Akhir yang sangat membahagiakan.
Sebuah dongeng happy ending, agak berbeda dengan yang dongeng danau toba sih berakhir dengan sad ending (yang Toba cari sendiri ya ceritanya hehe).
Air yang dingin dan adanya unggas-unggas disana jadi cocok buat foto-foto aja deh, sepuluh menit terus langsung cabut.
Government Gardens dan Geotermal
Infonya, Rotorua ini merupakan tempat kekuatan dahsyat yang membentuk Selandia Baru paling tampak nyata. Di kota yang terletak di atas Volcanic Plateau ini terdapat wilayah kegiatan geotermal paling aktif di dunia dan terletak tepat di Cincin Api Pasifik.
Saat meluncur keluar dari danau kami melewati tempat yang tadinya dikira kantor pemdanya sana tapi kok siapa saja boleh masuk dan luas sekali (maksudnya parkirannya gratis hehe), ternyata inilah Government Gardens. Sebuah lahan besar dengan gedung besar ditengah-tengah yang ternyata itu museumnya rotarua, halaman depan padang rumput luas dengan rumput hijau yang halus, kemudian di sisi kiri bangunan tengah itu ada lagi bangunan cokelat yang besar juga. Semua tampak indah, tapi..
Rotorua Moseum of Art & History
bunga indah mengelilingi lapangan
Tapi.. ternyata di sebelah kiri bangunan dan dibelakang bangunan itu banyak sekali asap tebal tak henti-henti. Asap mengepul-ngepul tiada berhenti, tadinya kirain hanya dari sisi kiri bangunan. Saat mencoba keliling mobil ke arah belakang museum barulah sadar kalau ini masih seputaran danau dan danau ini, tepatnya dibelakang museum ini ada geotermal yang mendidih terus, mengeluarkan asap yang berbau belerang.
salah satu Cottage
Makanya tidak heran disekitar museum itu ada lokasi polynesia spa, ada blue baths tempat berendam air panas, massage, cottage dan lain-lainnya. bahkan terakhir saat setelah mampir masuk museum (sekadar cari kehangatan badan, gak masuk museum biar hemat , toh gak ada yang perlu dilihat hehe), keluar gedung ternyata lahan rumput luas tadi penuh dengan orangtua - orangtua yang sibuk dilapangan dengan memgang tongkat.
Asik sekali kakek-nenek itu bermain, semangat mereka memukulkan tongkatnya ke arah bola dengan menyasar sebuah gawang kecil, yang baru belakangan tahu namanya adalah croquet game. Salut deh sama semangat mereka, tetap semangat ya kakek ya nenek new zealand :-)
Mbah, boleh ikut main croquet dong..
Akhirnya, perjalanan berikutnya dimulai dengan selesainya mengunjungi government gardens ini. Perjalanan menuju lokasi pegunungan salju mungkin akan memakan waktu lama, tetapi seperti biasa dinikmati saja yang dilalui dan kalau capek, tinggal berhenti di rest area yang hampir tiap lokasi ada. Pemerintah NZ betul-betul serius memang menyediakan fasum untuk pengguna transportasi darat ini, salut deh.
Polisi standby di titik-titik tertentu, siap ngejar..
baru setengah jam dah ngantuk,.. break dulu di rest area
sepanjang jalan lewati padang rumput teruss
Ada perbaikan dikasih traffic light temporer dan banyak traffic cone #bukan polisi cepek
Break Time : Sholat Panoramic
Ada break ada .. sholat, masak permen coklat :-), Alhamdulillah perjalanan yang cukup menguras tenaga fokus mata (mata kemana2 ngeliat pemandangan xixi), dan saat waktu juga sudah menunjukkan moment untuk mengingat Sang Pemberi Rezeki, maka akhirnya berhenti lagi deh di sebuah rest area
Air Terjun Huka
Perjalanan memang lancar, ada rambu-rambu tulisan Hukafalls membuat mobil langsung dibelokkan ke kiri, lurus terus sekitar dua kilometer. akhirnya ternyata ada pertigaan yang tidak begitu jelas tulisannya apa, tetapi sepertinya ada gambar air dan kapal jet boat yang mengarah kekiri. Akhirnya lanjut deh ke kiri, lumayan sekitar satu kilometeran aja. Dan sampailah disana sebuah gerbang masuk yang menarik, banyak mobil-mobil parkir disitu, ada toko souvenir, ada baju pelampung, dan ada juga jet boat. Anehnya kok tenang gak ada kedengaran seperti air terjun atau suara air mengalir ya?
Dengan pede kita masuk deh kesana, ternyata ada sih sungainya dibelakang toko itu tapi tenang. Akhirnya tanya deh sama mbaknya, aduh.. ternyata betul kami salah tempat. Itu adalah sebuah dermaga dan tempat outbond naik jetboat, ya betul sih namanya Hukafalls tapi ada tambahannya Hukafalls Jet, aduhh.. lumayan deh kudu out lagi dari situ.
pengen naik? lumayan cuman NZ $125 doang :-))
Terpaksa deh, putar balik lagi cari jalan raya dan cepat-cepat keluar dari situ, sebelum jadi pengen ikut dan ngabisin duit $125 (x2), bisa gak jadi keliling tempat lain nih. Dan kalo dilihat dari penawarannya kelihatannya hanya naik boat sampai dengan huka falls dengan sedikit akrobat seperti banana boats hanya tidak samapi terbalik, abis itu balik lagi ke dermaga, sudah..abis $250 (2,5 Juta) wah ya sayang atuh, cuman seperti itu mending diving di karimun jawa dah plus nginep and lain-lain..hehe.
Anyway, setelah putar balik.. syukurlah ternyata ada lagi papan petunjuknya, tidak sampai lima kilometer dari lokasi tadi walau jalan berkelak kelok (tempatnya cocok untuk sepeda-an) dan tiap tikungan saat dekat dengan sungai ternyata ada venue untuk melihat sungai (hebat sampai detail disiapkan buat turis, no charge lho) akhirnya masuk juga ke pelataran parkir. sudah banyak teman2 yang pake camper van lagi pada nonton air terjunnya. Alhamdulillah, akhirnya bisa menikmati sambil brrr..dinginnnn.
seperti biasa, judul itu paling penting :-)
luar biasa derasnya, dan suara gemuruhnyapun membuat kita harus teriak2
ada fasilitas jembatan yang hanya untuk orang dan sepeda
inilah HukaFalls-nya, airnya luar biasa indah
yang HukaJet tadi seharusnya ketemu disini
Kapok beli kopi
Sampai Taupo, sudah lewat waktu makan siang, jadi kita mampir di McD yang ada dipojokan danau Taupo dengan pajangan pesawat tempur kuno-nya. Terasa sesuatu yang berbeda, mungkin ya karena dinegara lain, padahal kalau dinegara sendiri khan juga udah pada unik2 juga, ada yg pake gitar raksasa, dan lain-lain. mungkin juga karena milih menenya di McD sini ada pilihan pake touchscreen (di Indo sudah ada? maklum sudah meninggalkan dunia ayam 'palsu' McD-KFC sih hehe). Di NZ jadi pilihan terakhir dan terpaksa soalnya mungkin karena rada familiar aja.
McD di pinggir danau Taupo
Setelah pesen kentang dan tentunya minum air mineral yang dibawa, eh tiba-tiba kok pengen yang anget-anget, karena di MDCaffee-nya menyajikan menu kopi.
" Silakan, pilih kopi apa" dengan ramah mas NZnya menawarkan,
Sambil seraya melihat ke papan gambar kopi yang terlihat seger panas diatas cangkir plus ada bubuk coklatnya, kok sepertinya menarik sekali. Pilihannya cukup banyak, mulai dari Hot Choccolate, Chai latte, Flat White, Capuccino, hingga latte, long black, espresso, dan macchiato.
Tanpa pikir panjang,..maklum sok pede
"Oke, pesan itu ya " sambil menunjuk sebuah tulisan yang cukup kecil.
Harga jangan ditanya.. empat dolar euii. Dan dengan berat hati menyerahkan 4 dolar (anggap aja 40 rebu) :-(.
"Silahkan", ujar petugasnya seraya memberikan kopi dalam tempat cup kecilnya. eh, lhoo kok kecil ya ?
Karena udah kadung dibeli, ya sudah dibawa deh ke meja. Sambil makan kentang sudah pengen banget rasanya nyicipin itu kopi. Dibuka deh, dan ..WHATT ???
Aduh,.. ternyata sudah cangkirnya kecil, isinya pun cuma sepertiga cangkir, waaahh.. paling juga cuman dua-tiga sendok kali ya itu. Ah sudah deh, langsung aja diminum. Waawww.. puaaaiiitttt polll... aduhhh ini mah biji kopi digiling tanpa apa-apa nih, duh kayaknya ini yang espresso deh tadi trus tanpa gula lagi.. :-( . Kayaknya salah pilih dan salah tunjuk nih, nunjuk macchiato tapi dibuatin espresso yang otomatis rasanya kuat banget pait kopinya, .. :-(
Hahaha, udah deh.. kapok beli kopi di McD Caffee, cukup ini saja yang pertama dan terakhir, nanti beli kopi black coffee di warkop ajah yang bisa dapet sepuluh cangkir dengan empat dolar :-) dan aseli java coffee lagi :-))
Aduh,.. ternyata sudah cangkirnya kecil, isinya pun cuma sepertiga cangkir, waaahh.. paling juga cuman dua-tiga sendok kali ya itu. Ah sudah deh, langsung aja diminum. Waawww.. puaaaiiitttt polll... aduhhh ini mah biji kopi digiling tanpa apa-apa nih, duh kayaknya ini yang espresso deh tadi trus tanpa gula lagi.. :-( . Kayaknya salah pilih dan salah tunjuk nih, nunjuk macchiato tapi dibuatin espresso yang otomatis rasanya kuat banget pait kopinya, .. :-(
Hahaha, udah deh.. kapok beli kopi di McD Caffee, cukup ini saja yang pertama dan terakhir, nanti beli kopi black coffee di warkop ajah yang bisa dapet sepuluh cangkir dengan empat dolar :-) dan aseli java coffee lagi :-))
Rasa paitnya kopi langsung membuat tidak betah berlama-lama di McD, begitu abis itu kentang dan setelah minum sebanyak-banyaknya air mineral, langsung keluar dari McD jalan menuju lapangan dekat danau Taupo yang biasa-biasa saja, kudu penyegaran deh pokoknya.. :-)
Mencari Salju
Dari danau Taupo sepuluh menit saja, langsung cabut biar tujuan ke lokasi gunung salju tidak kemaleman dijalan (masak mau tidur di mobil sedan dengan suhu 4 derajat? Brrrr..).
ini dilihat dari McD, langsung ke danau Taupo
Duduk2 disini sepi, lha wong kademen dan kanginan :-)
bunga2 ditaman pinggir danau yang menyejukkan
itu dia lokasi gunung salju yang dituju
Akhirnya setelah tersesat ke village dan puter masuk hotel pun tak dapat, keluar lagi deh dari desa itu, lumayan keluar hingga ke arah national park mungkin sekitar dua puluhan kilo. Nginepnya di Howard Mountain Lodge, sebuah motel yang ternyata merupakan tumpukan petikemas yang sudah direnov menjadi tempat penginapan. kereatip..